Gempa

Oleh: Maria Lubis

Saat sedang menonton acara favoritnya, sebuah berita mengejutkan Bina. Ada gempa di kota tempat Paman tinggal! Bina segera memanggil Ayah yang sedang melukis di studionya.

Ayah langsung menelepon Paman. Syukurlah, meskipun gempanya cukup besar, rumah Paman tidak roboh dan tidak ada korban jiwa. Hanya ada beberapa retak di dinding. Namun, Paman berkata mereka tetap harus waspada, siapa tahu ada gempa susulan.

“Kenapa terjadi gempa, Yah?” tanya Bina.

Ayah menggaruk kepalanya. “Duh, Ayah tahu, tapi sulit menjelaskannya. Tunggu Ibu pulang ya, pasti Ibu lebih jelas menjawabnya!”

Bina tidak sabar menunggu Ibu pulang. Ibu adalah guru fisika SMA, pasti bisa menerangkan lebih jelas daripada Ayah. Setelah Ibu pulang, lalu mandi dan beristirahat, dia baru bertanya.

“Bu, rumah Paman kena gempa,” dia memulai.

“Iya, tadi Ibu ditelepon Ayah,” Ibu menjawab.

“Kenapa terjadi gempa, Bu?” tanya Bina.

“Gempa itu ada beberapa jenis: gempa tektonik, vulkanik, dan runtuhan. Gempa tektonik disebabkan oleh lempeng tektonik bumi yang terus bergerak. Jika lempeng-lempeng bertabrakan, gempa akan terjadi. Gempa vulkanik itu akibat letusan gunung berapi. Nah, gempa runtuhan biasanya paling kecil, disebabkan longsor atau runtuhan lereng gunung,” Ibu menjelaskan.

“Berarti, gempa di kota Paman itu gempa tektonik, ya Bu?” tanya Bina.

“Betul,” jawab Ibu, “Karena tidak ada gunung berapi di sana.”


Dua minggu kemudian, Bina ikut karyawisata sekolah ke Bandung. Mereka akan ke Museum Geologi dan beberapa museum lain. Bina tidak antusias meskipun setelahnya mereka akan pergi ke tempat wisata. Museum kan membosankan!

Bus berhenti di depan sebuah gedung megah berwarna putih. Teman-teman Bina berlarian, sementara Bina menyeret langkahnya. Namun, ketika sudah berada di dalam, Bina takjub. Ternyata banyak hal menarik! Di satu bagian, ada replika tulang dinosaurus. Keterangan di situ menyebutkan bahwa ini bukan tulang-tulang asli. Ada juga fosil hewan-hewan purba lain, bahkan tengkorak beberapa manusia purba.

Di bagian lain, dia melihat sebuah bola dunia raksasa. Dia jadi tahu proses terbentuknya bumi dan lapisan-lapisannya.

Ada sebuah alat peraga yang menunjukkan lempeng-lempeng bumi. Ini adalah bagian kerak bumi yang selalu bergerak perlahan. Bina jadi bisa membayangkan penjelasan Ibu tentang gempa tektonik waktu itu.

Bina takjub saat mengetahui ada 127 gunung berapi aktif di Indonesia, dan 19 di antaranya ada di Pulau Jawa. Pantas saja Indonesia dijuluki Negeri Cincin Api.

Bina juga melihat beragam jenis batuan di bumi. Ada yang terlihat biasa saja hingga berbagai batuan berharga. Selain itu, ada meteorit, batu yang jatuh dari luar angkasa. Berat meteorit yang dipamerkan di museum ini mencapai 156 kilogram.


Di bagian lain, ada penampang gunung berapi. Bina jadi tahu proses magma keluar dari perut gunung, melewati saluran, dan muncul di kawah. Magma yang panas keluar karena terdorong oleh gas bertekanan tinggi di perut bumi. Inilah yang dinamakan dengan letusan gunung berapi. Letusan ini bisa menyebabkan gempa vulkanik, seperti yang Ibu jelaskan waktu itu.

Di lantai atas, Bina melihat sebuah diorama yang menggambarkan kondisi setelah gunung berapi meletus. Di sana juga dipamerkan benda-benda asli yang terkena dampak letusan. Banyak yang hangus, tetapi ada segelintir yang masih utuh.

Di sebuah sudut ada kotak yang mirip ring tinju berukuran kecil. Ternyata, itu adalah alat simulasi gempa. Bina menekan sebuah tuas, dan kotak itu bergoyang. Semakin lama, guncangan yang Bina rasakan semakin kuat, sampai Bina pusing.

Setelah turun, Bina beristirahat dulu. Guru Bina menjelaskan bahwa gempa memiliki skala, dengan satuan Richter. Semakin tinggi skalanya, gempa akan semakin kuat. Gempa yang menyebabkan tsunami di Aceh adalah salah satu gempa terhebat di Indonesia, mencapai 9,3 Skala Richter.

“Ngeri ya, Bu!” Bina berkomentar.

“Ya. Gempa memang tidak dapat dihindari, bahkan diperkirakan. Yang paling penting, kita harus waspada setiap saat.”


Hari ini kita akan membaca sebuah cerita berjudul "".

Bacalah cerita secara utuh dari satu halaman ke halaman lain! Kamu bisa klik tab nomor halaman pada bagian atas cerita. Kamu juga bisa klik tombol “Selanjutnya” atau “Sebelumnya” pada bagian bawah cerita untuk berpindah dari satu halaman ke halaman yang lain.

Setelah selesai membaca cerita secara utuh, kerjakan soal berikut!
1 dari

Seperti apa perasaan Bina saat mengetahui ada gempa di kota Paman?

2 dari

Seperti apa keadaan rumah paman Bina setelah terjadi gempa?

3 dari

Menurutmu, mengapa Ayah menyuruh Bina menunggu Ibu untuk mendapatkan penjelasan tentang gempa?

4 dari

Jika di kota tempat paman Bina ada letusan gunung berapi, apa jenis gempa yang terjadi?

5 dari

Mengapa Bina menyimpulkan bahwa gempa yang terjadi di kota Paman adalah gempa tektonik?

6 dari

Apa yang menyebabkan Bina tidak antusias mengikuti karyawisata ke Bandung?

7 dari

“Di satu bagian, ada replika tulang dinosaurus”.
Apa arti replika pada kalimat tersebut?

8 dari

Menurutmu, apa yang membuat Bina lebih mudah memahami penjelasan Ibu tentang gempa ketika sudah ada di museum?

9 dari

Apa arti Negeri Cincin Api?

10 dari

Menurutmu, apakah koleksi bebatuan di Museum Geologi menarik untuk murid-murid sekolah?

Jelaskan alasanmu!

11 dari

Berdasarkan cerita tersebut, bagaimana proses meletusnya gunung berapi?

12 dari

Dari kondisi benda-benda yang dipamerkan di diorama, bisakah kamu membayangkan bagaimana letusan gunung berapi saat itu?

Apa alasannya?

13 dari

Bagaimana perasaan Bina setelah mengunjungi Museum Geologi?

14 dari

Menurutmu, apa yang membuat Museum Geologi yang dikunjungi Bina dirasa menarik?

15 dari

Menurutmu, apa cara mempelajari gempa dan ilmu bumi yang menyenangkan selain mengunjungi museum?

Sekarang kamu bisa memeriksa ulang jawaban-jawabanmu.
Kalau kamu sudah yakin dengan jawabanmu, kamu bisa klik tombol “SELESAI”!

SELESAI

Tampilkan Pertanyaan

Ada soal yang belum selesai dikerjakan.
Apakah kamu yakin ingin melanjutkan?

  Tetap Lanjutkan